Selasa, 26 Mei 2009

MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN

PEMANASAN DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI MELALUI

AKTIVITAS BERMAIN DI

SEKOLAH DASAR NEGRI

SUNGAI ALANG 1

KARANG INTAN

Oleh :

RAIHANA

A1D006257

Proposal Skripsi

Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan Dan Rekreasi

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.

Agar tujuan pengajaran tercapai maka pembelajaran pendidikan itu harus dapat terlaksana sesuai dengan pedoman yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu bisa pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan minat mengikuti kegiatan pemanasan dalam pembelajaran penjeskes melalui Bermain Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negri Sungai alang 1 karang intan

  1. Identifikasi Masalah

Untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. siswa perlu mempelajari dan melaksanakan kegiatan yang telah dirumuskan dalam kurikulum berbasis kompetisi, Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan adalah sebagai berikut:

    1. Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami tentang pentingnya kegiatan pemanasan dalam pembelajaran Penjas.

    2. Kurangnya pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pemanasan sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas.

      1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar penelitian ini tidak melebar. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut ini:

        1. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada model pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat mengikuti kegiatan pemanasan dalam kegiatan pembelajaran penjeskes.

        2. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan minat mengikuti kegiatan pemanasan dalam pembelajaran penjeskes.

      1. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Mengetahui perbedaan tingkat minat mengikuti kegiatan pembelajaran penjeskes siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani dengan pembelajaran pemanasan pasif.

  2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat minat mengikuti kegiatan pembelajaran penjeskes siswa yang diajar dengan model pemanasan bermain dalam pendidikan jasmani.

    1. Tujuan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

      1. guru

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran baru dalam proses pembelajaran.

      1. siswa

Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Deskripsi Teoritis

Teori-teori tentang upaya meningkatkan minat mengikuti kegiatan pemanasan dalam pembelajaran penjeskes siswa telah banyak dikemukakan oleh para pakar. Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran beraktivitas jasmani sambil bermain. Hal ini sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Dari judul tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan bermain merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan minat mengikuti kegiatan pemanasan dalm pembelajaran penjeskes siswa sebagai variabel terikat (dependent variable).

  1. pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas SMP, 2004).

Dari banyak pendapat tentang pengertian pendidikan jasmani, dapat disimpulkan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP, 2004)

  1. karakteristik pendidikan jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, yang mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang dilakukan berupa aktivitas bermain, permainan, dan olahraga.

  1. Modek pembelajaran dengan pendekatan bermain

Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.

  1. Minat

Minat adalah pengertian seseorang terhadap suatu objek disertai dengan penilaian sehingga menimbulkan kecenderungan atau rasa senang terhadap objek itu (Badami dkk, 1996:6).

Walgito (1983:28) menyatakan bahwa, "minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap objek tertentu". Crow and Crow (I973:553) dalam bukunya menyatakan bahwa, “minat merupakan suatu kekuatan (Motivating Force) yaitu menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada orang lain, aktivitas atau objek tertentu”. Sedangkan Winkell (1983:30) menyatakan, "minat adalah sebagai kecenderungan yang menetap dalam diri subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung di dalam bidang tersebut". Unsur kognisi dalam arti minat tersebut didahului dengan pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat itu sendiri. Unsur emosi partisipasi atau pengalaman dalam objek atau aktivitas tertentu (biasanya rasa senang). Unsur konasi merupakan kelanjutan dari dua unsur tersebut, yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.

    1. Kerangka Berfikir

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat minat seseorang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran penjeskes, salah satunya yaitu melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat digunakan sebagai bentuk kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan sekaligus meningkatkan tingkat kesegaran jasmani.

    1. Pengajuan HipotesisDari uraian di atas hipotesis penelitiannya adalah melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani minat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat meningkat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan ninat siswa dalam belajar penjas dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau

  1. Perencanaan tindakan

    1. Membuat rancangan pembelajaran langsung dengan mengunakan pembelajaran bermain.

    2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

    3. Mempersiapkan alat pengumpul data seperti lembar observasi dan tes.

    4. Melakukkan simulasi pelaksanaan tindakan kelas.

  2. Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dalam kegiatan siklus yang pertama dilaksanakan kegiatan pemansan yang menarik yaitu kegiatan yang mengunakan permaianan. Dalam siklus kedua dicobakan kegiatan pemanasan mengunakan pemansan pasif.

  1. observasi

pada tahapan ini, proses observasi terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengunakan lembar observasi serta melakukkan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukkan.

  1. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis dari hasil tersebut, guru akan merefleksikan diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan telah dilakukkan sudah dapat meningkatkan kesegaran jasmani.

  1. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negri Sungai Alang 1 karang intan yang berjumlah 30 orang.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data mengunakan teknik pengumpulan data kualitatif untuk menganalisis data yang berasal dari hasil observasi dan teknik pengumpulan data kuantitatif yang berfungsi untuk mengukur seberapa jauh persentasi keberhasilan peningkatan kesegaran jasmani.

Bayak siswa yang mengalami peningkatan kesegaran jasmani

RUMUS = X 100

Jumlah siswa keseluruhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar